21 Jun 2017

Surat Cinta untuk Arin

Arin, seorang gadis angkuh berhati lembut. Karena keinginannya yang tidak bertemu dengan harapan si Ares, Arin pun mengabaikannya. Lalu Ares mengiriminya surat yang menceritakan harapan dan perjuangannya. Gimana kisah tutur Ares kepada Arin ? Yuk kita simak curhatannya di bawah.





يا عذرائي...

يوم مددت اليك يدي, و مددت فيك عيني, و مددت في صوتك سمعي, يوم خفق قلبي و اضطرب, و امتدت انفاسي و خفقت, رأيت فيك كاترين بلايك, و مشيلين جبران, و كرازيلا لامارتين, و بثينة جميل, و نعم عمر, أردتك بتهوسهن, و أردتك فوق الارض, فوق الحضيض في عوالم اللانهاية, في دنيا الادب و الشعر و الحب و الخلوة.

أردتك نبراسا يضيئ الجوانب المظلمة من حياتي, أردتك مصباحا لا ينطفئ في وجه العاصفة, أردتك غناء لا يتعقد في الصمت, و أردتك روحا لاتتأثر بالموت, أردتك في الحياة و للحياة, أردتك لحنا أبديا طلقا, بعيدا عن أنانيات الذات, بعيدا عن حشرجة الصوت, أردتك غناء, أردتك لذاتي التي لا تفني و لا يسمى الذي لايموت.
و بحثت في الارض, في التراب و في الحضيض, في بقايا البقايا من الانسان في أنانيته. و ارتضيت التضحية بكل شيئ على سبيل الإبقاء علي شيئ, في سبيل الإبقاء على نظرة الهادئة الحالمة, و على الحلم الحشيب لايذوب في ايدي الحقيقة, وأبيت ان أكون عبدا لرغبات الدنيا.

نعم, أبيت لا لشيئ الا لتظلي بعيدة عن الأرض محلقة في الأجواء, في عوالم الحياة اللامتناهية, حيث سرمدية الروح, و وراء القلب, و هدأة النفس.

نعم, أبيت لشيئ واحد هو أنت لكي لا تكوني في الحياة وسيلة لموات الروح و بقاء الجسد. و أضن بك أنت أن تقضي على الحب و الخير و الجمال.

و اليوم يا عذرائي – ولي أن أدعوك سلواي – علي الضوء الخافت المنبعث من اشراقة الوجه الحالم, وجهك, وعلى شعاء العين البارز في شحوب, من خلال الجفن الكسير, جفنك, وعلى أيقاع النغم المتعالي من أعماق الذات, ذاتي, أردت أن أمد لك يدا من جديد تعبر عن الفكر الراكد في صرير القلم. و أردت أن أمد في صوتك سمعي لأعيش بالصوت المرتجف على إيقاع اهتززات القلب.

ستعودين إلي و أنت ملء السمع و البصر.

ستعودين و أنت دفق من الحياة يتفجر كما يتفجر الينبوع من الصخرة الصماء.
و سألقاك عند السنديانة الأزلية, و هنام سأطوق خصرك بذراعي, نعم سألقاك ولكن بكليتي و أنت في ثوبك الأبيض, و في عينيك اشراقة الأمل, وعلى ثغرك ابتسامة الربيع, و أنت كالزهرة العبقة تحوم حولك فراشات الحقل.


نعم سألقاك بكليتي. . . سألقاك يا عذرائي. . .



 Kosakata

Arti
kata
Aku Mengulurkan
مددت
Berdebar-debar
خفق
Bergetar
اضطرب
Maniak
بتهوسهن
Bagian terdekat
الحضيض
Pelita
نبراسا
Tidak padam
لا ينطفئ
Nyanyian
غناء
Tidak membisu
لا يتعقد في الصمت
Tidak mati
لاتتأثر بالموت
Nada
لحنا
keegoisan
أنانيات الذات
Suara orang sekarat
حشرجة الصوت
Sisa
بقايا
Aku rela
ارتضيت
Pengorbanan
التضحية
Tatapan romantis
نظرة الهادئة الحالمة
Terbang tinggi
محلقة
Udara
الأجواء
Ketenangan jiwa
هدأة النفس
Tidak meninggalkanmu
أضن
Samar
الخافت
Memancar
المنبعث
Sorotan mata
شعاء العين
Tampak
البارز
Kelopak mata yg terbelah
الجفن الكسير
Senandung
النغم
Bergetar
المرتجف
Pancaran
دفق
Mataair yang memancar
يتفجر الينبوع
Batu yang tuli
الصخرة الصماء
Pohon Oak
السنديانة
Mulut-mu
ثغرك


Duhai Cintaku, . .
Saat ku ulurkan kedua tangan, dan ku alihkan pandangan serta pendengaranku pada mu. . saat jantung ku berdebar tak terkendali, dan ku hembuskan nafas sekencang-kencangnya. . Pada saat itu kulihat ada padamu Catharine Blak, Micheline Gibran, Graziella Lamartine, serta Butsaina Jamil. Ku inginkan kau di muka bumi ini, dalam palung dunia yang tiada akhir. Dalam dunia sastra, puisi, cinta dan kesendirian.

Ku inginkan kau menjadi pelita yang menerangi sisi gelap hidup ku. Menjadi pijar yang tak padam di terjang badai. Dan menjadi nyanyian dalam keheningan. Ku ingin kau menjadi jiwa yang abadi. Hadir dalam hidup dan kehidupanku. Menjadi lantunan yang abadi, jauh dari ketidak pedulian, dan dari suara sendauan. Ku ingin kau bernyanyi, dan kuingin dirimu untuk jiwaku yang kekal Namun bukan Yang Tiada Mati.

Ku telusuri jagat raya ini, dalam hamparan debu, hingga ke palung bumi, dalam serpihan ketidak pedulian manusia. Ku rela korbankan segalanya demi pertahankan mu, demi sebuah keromantisan, serta tekad yang kuat. Aku pun rela tinggalkan keinginan sesaat yang menggebu dalam diriku.

Ya, aku berpaling bukan untuk yang lain. Tetapi untuk dirimu agar tetap dalam bayangku. Dalam dunia yang tiada akhir, dimana jiwa-jiwa menjadi abadi dalam kedamaian. 

Ya, aku berpaling untuk satu hal, untuk dirimu, agar tiada jasad yang terpisah dari jiwa dalam kehidupan, karenamu.

Dan kini, duhai Pelipur Laraku, demi pancaran cahaya yang meredup dari wajah yang penuh harap, demi tatapan mata yang sayu, dan nyanyian cinta dari lubuk hati yang terdalam, Ku ulurkan kedua tangan ini pada mu seperti saat kuulurkan pertama kali. Ku ingin selalu mendengar suaramu yang lembut penuh getaran cinta.

Ku harap kau kan kembali padaku menghiasi mata dan telinga ini. Dan ku harap kau kan kembali menjadi sumber inspirasi dalam hidup ku, menumbuhkan jiwa yang layu bagai mata air yang mengalir menyuburkan tanah kering dan tandus.

Aku kan temui mu di bawah pohon yang rindang sambil memeluk dirimu. Aku kan temui mu dengan jiwa dan raga ku dan kau menggunakan gaun pengantinmu. Dengan tatap penuh harap dan senyum indah berbunga-bunga. Dan kau bagaikan bunga semerbak wanginya berhiaskan kupu-kupu indah di taman.


Ya, aku kan temui mu dengan jiwa dan ragaku. Aku kan menjemput mu, duhai Gadis ku…


Baca selengkapnya

14 Jun 2017

Curhatan Rembulan Syair al-Manfaluthi

Curhatan Rembulan 


Duhai Rembulan merah, sungguh kita ini mirip dan saling terhubung.
Kau sendiri di langit sana, aku pun sendiri di bumi ini.


Kita menempuh jalan panjang dengan kebisuan, kepiluan, juga kesedihan.
Tiada yang peduli dan tiada yang memedulikan.
Kita pun saling menampakkan diri dalam pekatnya malam, untuk saling menghibur dan berbagi rasa.

Kata orang, aku ini manusia yang bahagia karena yang terlihat adalah senyuman dan binaran di wajahku.
Kalau saja dia tau, kegalauan dan kesedihan yang menyelimutiku, dia kan menangisiku tersedu.

Begitu pun dirimu, mereka mengira kau begitu ceria dan bahagia karena tipuan indah wajahmu, dan kilauan cahaya di keningmu.

Kalau saja mereka tau dirimu sebenarnya, mereka kan melihat dunia yang hancur berkeping, dunia dimana tiada lagi angin berhembus, tiada lagi lambaian pohon, gurauan manusia, dan juga nyanyian satwa.


Al-Manfaluthi - Curhatan Rembulan (Munajat alQamar).
Baca selengkapnya

Jami al-Hakim bi Amrilla : Permata di Tengah Sahara Berumur Lebih Dari 1000 Tahun Lamanya

Pada hari Jumat 5 Ramadhan 403 H bertepatan dengan 20 Maret 1013 M penduduk muslim di Kairo melaksanakan shalat jumat pertama kali di sebuah masjid yang baru berdiri, dan berada jauh di luar tembok yang mengelilingi kota. Masjid itu kemudian di kenal dengan nama Masjid al-Hakim bi Amrillah.


Baca selengkapnya

7 Jun 2017

Warna-warni Kehidupan

Hidup itu penuh warna dan cerita. Satu kata bisa memiliki berbagai macam arti dan sisi. laiknya Kristal yang memantulkan cahaya. Ambil contoh kata bahagia.

Di sana ada orang yang berusaha untuk bahagia. Dengan berbagai cara dilakukannya. Namun tidak peduli apakah oranglain juga bahagia. Atau malah sebaliknya. Yang penting dia bahagia.

Ada juga orang yang berusaha membuat oranglain bahagia. Nggak peduli apa pun kondisinya. Bahagia atau malah sebaliknya. Yang penting dia membuat oranglain bahagia.

Ada lagi yang berusaha untuk bahagia. Lalu mengajak oranglain menikmati kebahagiaan yang telah dia terima.

Ada orang yang tidak pernah menerima kebahagiaan. Baik itu nggak tau cara menerimanya. Atau menolak kebahagiaan yang mendatanginya.

Yang lebih mengesankan. Ada orang yang kesulitan bahkan, nggak pernah bahagia ketika melihat oranglain bahagia. Dan dia baru akan bahagia ketika oranglain tidak bahagia ato kehilangan kebahagiaannya. Mengesankan, bukan ?


Nah, kamu termasuk tipe yang mana ?
Baca selengkapnya

Bayangku dalam Ruang Sunyi



Aku selalu membayangkan suatu saat nanti akan jadi orang yang istimewa, jadi kebanggaan orang-orang di sekitarku. Aku selalu berharap demikian. Tanpa peduli burung berkicau, ayam berkokok, aku harus maju melangkah ke depan menjemput harapan. Berulangkali imajinasiku menghantui, naasnya hingga kini aku pun belum melihat apa yang ku bayangkan. Ku teruskan semua ini, atau kah kuputar haluan, atau melupakan semua.

Kairo, kota indah dengan 1000 cerita dan cinta. Meski kumuh termakan waktu, pesonanya tak pernah henti memikat setiap pasang mata yang terbuka, menghubungkan dimensi masalalu dan kini dalam keserasian. Tanpa kecemburuan, dan penuh kemesraan. Aku suka tempat ini. Aku kan merindukan semua hal tentang dunia di kota ini.
Malam temaniku menyapa sunyi. Sendiri ditengah keramaian semu. Sepi. Tanpa sapa dan basa-basi. Aku pun terbawa oleh gelombang waktu yang tersimpan dalam hati. 

Ah, tunggu, dimana ini ? Bukankah tadi aku sedang duduk di atas rerumputan ?. Bukankah aku sedang berada di tengah keramaian ? Bukankah aku sedang ..... Ah, ternyata cuma mimpi !...
Baca selengkapnya